lihat ke arah sana,
serakan warna dan berarakkan awan,
pabila terik panas,
segera hadirnya memayungi diri,
pabila kau dahaga,
sesegera turun hujan melimpahkan kasihnya,
pabila kau katakan,
akulah awan itu yang kau mahu.
begitulah awan nano,
setia melindungi diri tika,
panas mencoba menggores pipi,
dan bibirmu.
begitulah awan nano,
sering saja tak terduga hadir dan tak akan tercapai jejarimu,
kasihnya kasih tiada banding,
setia tiada tara,
bagaimana pun jua,
awan kekasih sebenarmu sayang,
walaupun tak akan tercapai jejarimu.
lihat diriku ini,
yang sesekali pernah,
kau bagaikan awan,
sehingga tak mungkin terlupa,
berikan belas sedari dulu,
sehingga tak mungkin termampu,
saksi setitis pun air matamu,
kasihku,
sehingga kau katakan,
aku lah awan itu yang kau rindu.
aku lah awanmu yang sedia,
melingdungi dirimu tika panas mencoba,
menggores pipi dan bibirmu,
akulah awanmu yang sering kau rindu,
dan tak terduga hadirku walau tak tercapai,
jejarimu,
kasihku kasih tiada banding,
setia tiada tara,
bagaimana pun jua,
aku pelindung dirimu sayang,
walau tak akan tercapai jejarimu.
begitulah awan nano,
sering saja tak terduga hadir dan tak akan tercapai jejarimu,
kasihnya kasih tiada banding,
setia tiada tara,
bagaimana pun jua,
awan kekasih sebenarmu sayang,
walaupun tak akan tercapai jejarimu.
No comments:
Post a Comment